Pembacaan Prasasti Lumbung Jember

 𝐏𝐑𝐀𝐒𝐀𝐒𝐓𝐈 𝐋𝐔𝐌𝐁𝐔𝐍𝐆


𝐉𝐞𝐦𝐛𝐞𝐫 - 𝐉𝐚𝐰𝐚 𝐓𝐢𝐦𝐮𝐫.


(𝐒𝐞𝐛𝐮𝐚𝐡 𝐏𝐞𝐧𝐲𝐚𝐦𝐩𝐚𝐢𝐚𝐧 𝐈𝐧𝐟𝐨𝐫𝐦𝐚𝐬𝐢 𝐃𝐚𝐭𝐚, 𝐭𝐞𝐧𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐔𝐩𝐚𝐲𝐚 𝐏𝐞𝐧𝐢𝐧𝐣𝐚𝐮𝐚𝐧 𝐊𝐞𝐦𝐛𝐚𝐥𝐢 𝐌𝐚𝐬𝐚 𝐀𝐰𝐚𝐥 𝐁𝐚𝐛𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐒𝐞𝐣𝐚𝐫𝐚𝐡 𝐍𝐮𝐬𝐚𝐧𝐭𝐚𝐫𝐚 🇲🇨).



Oleh: Toni Pardian dan Imam Jazuli


𝙍𝙞𝙬𝙖𝙮𝙖𝙩 𝙋𝙚𝙣𝙚𝙢𝙪𝙖𝙣 𝙋𝙧𝙖𝙨𝙖𝙨𝙩𝙞.


     PRASASTI LUMBUNG, sebenarnya diketemukan sudah cukup lama, tergeletak berpuluh-puluh tahun dipekarangan rumah seorang warga bernama Pak Musala, tepatnya di Dusun Krajan, Desa Karangharjo, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, Propinsi Jawa Timur, Indonesia 🇲🇨.

     Pada awal mulanya nama prasasti diberi nama PRASASTI LUMBUNG terpublikasi utk pertama kalinya pada awal tahun 2022 oleh Komunitas Pemerhati Sejarah dari Wilayah Kabupaten Situbondo-Jawa Timur, melalui unggahan video di jejaring media sosial Watshap Grup Forum Pegiat/Pemerhati Sejarah Situbondo yg dikelola oleh Yayasan Museum Balumbung Situbondo.








     Adanya informasi tsb yg kemudian sempat menjadi viral sesaat, ditindak lanjuti dengan langkah survei dan observasi ke lokasi keberadaan prasasti oleh sebuah tim gabungan antara lain : Juru Pelihara (Jupel) Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Wilayah Kebupaten Jember;  Komunitas Rumah Pintar Desa Karangharjo, Kec. Silo, Kab. Jember; Yayasan Museum Balumbung, Kab. Situbondo; Yayasan Boemi Poeger Persada,.Kab. Jember; serta Para Tetua dan Warga Desa di lingkungan Dusun Krajan dan Desa Karangharjo.

    Tim tersebut berangkat pada tanggal 13 Mei 2022 dan 15 Mei 2022 dengan melakukan survei-observasi guna pendataan ; pencacatatan, pemotretan dan video, dll.

     Pada tanggal 30 Mei 2022 berita penemuan Prasasti Lumbung tersebut kemudian ditindak lanjuti dengan pengiriman Tim oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Wilayah Jawa Timur yg dikoordinir oleh Sdr. Andi Muhamad Said beserta Epigraf Ismail Lutfi, dan Arkeolog Ichwan Nugraha dengan melakukan  peninjauan (survei) dan pengamatan (observasi) sekaligus pendataan (pengukuran dan pencatatan), dokumentasi foto dan video, serta upaya awal pembacaan aksara pada prasasti.

     Hasil pengamatan dan pembacaan aksara prasasti ternyata sulit utk dibaca dan diartikan maknanya.

Hal ini mengingat bentuk aksara yg digunakan tidaklah umum seperti yg sudah kita kenal selama ini, dalam artian aksara yg dijumpai tidak sesuai mengikuti "pakem" (patroon) aksara yg ada, baik utk Palawa maupun Kawi-Jawa Kuna. 

     Mengingat Aksara yg digunakan oleh Prasasti Lumbung sulit utk dibaca dan diartikan, maka disebutkan dengan istilah ANOMALI.

     Untuk lebih jelasnya bisa kita simak bersama penjelasan Link Video BPCB Jatim di bawah ini 👇


https://youtu.be/_gMQnwaGEGo?si=Bljgsjj4gS-GZU-Y


𝘿𝙚𝙨𝙠𝙧𝙞𝙥𝙨𝙞 𝙋𝙧𝙖𝙨𝙖𝙨𝙩𝙞.


     LOKASI: Keberadaan temuan Prasasti Lumbung Saat ini berada di pekarangan rumah seorang

warga bernama Pak Musala di Dusun/Kampung Krajan, Desa Karangharjo, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, Propinsi Jawa Timur, Indonesia 🇲🇨.

     BAHAN: material prasasti terbuat dari batu Andesit padat.

     BENTUK dan UKURAN:

bagian atas (?) berbentuk runcing/prisma, semacam piramid tidak beraturan/tidak simetri, dengan bagian tepian runcing sisi kiri = 130 cm, bagian tepian runcing sisi kanan = 133 cm, bagian badan (tengah) sisi kiri = 133 cm, bagian badan sisi kanan = 96 cm, bagian alas (bawah) =        cm, serta Ketebalan batu = 38 cm.

(Lihat gambar foto : 2).

     POSISI : Utk asumsi sementara kita ambil patokan gambar simbul pedang/golog beserta sarungnya yg menengadah ke atas, kita  asumsikan bahwa bagian runcing merupakan bagian atas/puncak prasasti (Lihat Gambar foto : 1).

     AKSARA : Pada bagian tengah/dalam prasasti terdapat deretan aksara yang berjumlah sebanyak = 62 buah aksara anomali yg disusun dalam 7 baris kalimat dengan perincian;

- baris pertama = 12 aksara.

- baris kedua = 7 aksara.

- baris ketiga = 8 aksara.

- baris keempat = 7 aksara.

- baris kelima = 8 aksara.

- baris keenam = 12 aksara.

- baria ketujuh = 8 aksara.

     

     Dibagian luar kumpulan barisan aksara terdapat bingkai pembatas berbentuk segi empat dengan ketebalan list = 5 cm, ketinggian/panjang = 115 cm, lebar = 76 cm.

     Pada bagian dalam panil pembatas aksara pada sisi kanan bawah terdapat hiasan pedang/golog beserta sarungnya yg dililit 2 utas tali dipahatkan pada bagian batu agak menonjol.

     Pada bagian sisi luar bingkai aksara terdapat bbrp buah gambar simbul , yaitu di sisi kanan bawah berupa 3 buah hiasan berderet vertikal berbentuk lingkaran konsentris atau sepiral mirip obat nyamuk bakar. 

Sedangkan pada bagian sisi kiri bawah terdapat gambar simbul hiasan berupa 2 buah belah ketupat (berlian) berderet ke atas (vertikal)

(Lihat detail gambar foto: 1).


𝙄𝙙𝙚𝙣𝙩𝙞𝙛𝙞𝙠𝙖𝙨𝙞 𝙈𝙖𝙨𝙖𝙡𝙖𝙝.


     Dari hasil survei observasi di lapangan , baik laporan hasil pendataan yg pernah dilakukan oleh tim gabungan Pemerhati/Pegiat Sejarah, maupun hasil kunjungan observasi (pendataan) yg pernah dilakukan oleh Tim BPCB Jawa Timur, serta ditindak lanjuti oleh Tim Penulis selang bbrp tahun kemudian tepatnya pada tahun 2023 bersama Tim DISPARBUD Kab.Jember dengan melakukan pendataan ulang secara teliti dan seksama dg landasan asumsi/hipotesa bahwa: "Aksara Prasasti Lumbung adalah sebuah pesan komunikatif antar Sang Penulis (citralekha) dan Pembacanya, yg memiliki arti dan makna yg sangat dalam, baik mencakup tipe dan gaya Aksara serta bahasa yg digunakannya, serta penggunaan beberapa gambar sebagai simbul dan pola hias yg kaya makna ".

     Permasalahan yg terringgal selama bbrp tahun ini semenjak awal penemuannya di tahun 2022 hingga 2023/2024, adalah sebuah MISTERI yg jika tidak ada upaya pengungkapan dg tidak kenal menyerah, maka akan tetap menjadi DILEMATIKA dalam waktu yang cukup panjang.

     Beberapa PERMASALAHAN yg hendak dipecahkan  antara lain mencakup aspek.:


- Jenis Aksara

  apakah yg digunakan ?

- Jenis Bahasa apakah yang 

   digunakan ?

- Bagaimanakah penetapan

  posisi prasastinyg benar,

  antara bagian atas dan 

  bawah nya ?

- Bagaimanakah arti dan

  makna penggunaan 

  simbul (pedang/golok.be

  serta sarungnya, gambar

  2 Belah ketupat, 3 buah 

  sepiral) sehubungan dg

  hasil terjemahan kalimatnnmmmn

  /paragraf dan alenea 

  prasasti ?


     Demikianlah sekilas tentang bbrp permasalahan yg telah disebutkan secara terperinci di atas  khususnya pada objek yaitu Prasasti Lumbung. 

Sedangkan subjek penelitian adalah temuan bbrp jenis artefak yg ada di sekitaran objek yg dperkirakan secara kontekstual sebagai data pendukung.


𝙈𝙚𝙩𝙤𝙙𝙤𝙡𝙤𝙜𝙞.


PENGUMPULAN DATA: tahap awal mengunjungi situs (survei lokasi) dg melakukan observasi dan pendataan dg kegiatan pengambilan foto-video, membuat salinan aksara dan simbul" yg ada (absklaat), mengukur dan mencatat secara detail.


PENGOLAHAN DATA :

dengan cara  pengelompokan (klasifikaksi) Aksara mnrt bentuk dan karakternya.

Gambar simbul-simbul dicatat tersendiri guna  pembahasan khusus berkaitan dg hasil terjemahan isi prasasti.


KAJIAN/ANALISA DATA:

Menggunakan metode Literasi yg berkaitan dg Paleografi  Aksara menurut proses evolusi babakan Sejarahnya secara periodisasi.

      Aksara yg digunakan oleh Prasasti Lumbung merupakan aksara langka  yg tidak umum kita jumpai di seantero Nusantara 🇲🇨

     Utk itu diperlukan  langkah penelusuran tentang teori asal-usul awal mula datangnya AKSARA ke Nusantara, seperti yg sdh kita ketahui beberapa jenis aksara yg sdh ada menurut periodisasinya, yaitu antara lain :


𝑃𝑎𝑙𝑎𝑤𝑎 𝐴𝑤𝑎𝑙 =

di Abad ke 4-5 M  yg digunakan pada 7 Yupa di Kutei-Kalimantan peninggalan dari Raja Mulawarman yg hingga saat ini dipakain sebagai pedoman memasuki masa awal Sejarah  Indonesia 🇲🇨

Beberapa  peninggalan dari Raja Purnawarman dari Kerajaan Tarumanegara - Jawa Barat.


𝑃𝑜𝑠𝑡-𝑃𝑎𝑙𝑎𝑤𝑎 / 𝑃𝑎𝑙𝑎𝑤𝑎 𝑀𝑢𝑑𝑎 :

yaitu Aksara yg digunakan oleh Kadatwan Sriwijaya di Abad ke 7-8 M.

Juga yg digunan di Jawa sperti ; PrasastinTuk Mas, Prasasti Canggal  di  Jawa Tengah, Prasasti Watu Gong-Jember, Jawa Timur

      Kedua jenis Aksara Palawa  diatas menggunakan  Bahasa Sansekerta.

Konon  Pengaruh datangnya  Aksara Palawa Awal tsb berasal dari Kawasan India Selatan.


𝐴𝑘𝑠𝑎𝑟𝑎 𝑁𝑎𝑔𝑎𝑟𝑖 𝐴𝑤𝑎𝑙 (Pre/Pra-Nagari /Sidham) :

yg konon jg persebarannya  berasal dari Wilayah India Selatan, dapat kita jumpai pada prasasti" yg berasal dari Abad ke 8-10 M, seperti

pada :

Prasasti Kalasan 788 M.

Prasasti Kelurak 782 M.

Prasasti Belanjong Sanur-Bali 913 M.

Bahasa yg digunakan masih tetap Bahasa Sansekerta.


𝐴𝑘𝑠𝑎𝑟𝑎 𝐷𝑒𝑤𝑎 𝑁𝑎𝑔𝑎𝑟𝑖 (Post-Nagari):

konon aksara ini persebarannya berasal.dari wilayah India Utara yg masih digunakan di Masa Pemerintahan Raja Kertanagara dari Tumapel (Singasari) pada abad ke 13 M. Contoh penggunannya trdpt pada sandaran Arca Amoghapasa dari Candi Jago-Jawa Timur.


𝐴𝑘𝑠𝑎𝑟𝑎 𝐾𝑎𝑤𝑖-𝐽𝑎𝑤𝑎 𝐾𝑢𝑛𝑎 :

yg telah digunakan semenjak abad ke 8-15 M dimana Aksara yg tertua dijumpai pada Prasasti Hampra/Plumpungan 750 M -Salatiga, Jateng.

Diperkirakan  dari Wilayah ini penggunannya menyebar keseluruh Wilayah Asia Tenggara dan Nusantara akibat sebuah proses dominasi politik pd saat itu.


     Jenis dan tipe aksara yg sdh disebutkan di atas tentunya sdh memiliki "pakem" (patroon) yg jelas mengingat sdh terdokumentasi secara ilmiah (skematika dan sistematika).

    Aksara yg digunakan di dalam Prasasti Lumbung-Jember,Jatim bukanlah satu-satunya aksara langka di Nusantara 🇲🇨, namun masih ada  bbrp yg lain memerlukan penelitian lebih lanjut, yaitu : Prasasti Sapit-Lereng Rinjani,Lombok; Fragmen pd pecahan tembikar di Singaraja (Buleleng), Bali; Batu Bertulis di Pasru Jembe-Lereng Semeru, Lumajang-Jatim.


𝙆𝙖𝙟𝙞𝙖𝙣 𝘼𝙠𝙨𝙖𝙧𝙖, 𝘽𝙖𝙝𝙖𝙨𝙖, 𝙙𝙖𝙣 𝙎𝙞𝙢𝙗𝙪𝙡-𝙎𝙞𝙢𝙗𝙪𝙡.


     Mengingat sifat penulisan ini hanyalah sebuah hipotesa dan penyampaian informasi  data saja, maka cara pengkajian awalpun sebatas spekulatif dg cara meraba-raba seakan orang buta berjalan dg tongkatnya, yaitu dg teori alternatif.

     Dari pemaparan tentang data pendukung (subjektif) adanya penggunaan beberapa jenis aksara yg sudah beredar sejak periode Abad ke 4-15 M, yaitu :

- Aksara Palawa Awal Abad

  ke 4-5 M.

- Aksara Post Palawa/Pala

  wa Muda Pertengahan 

  Abad ke 8 M.

- Aksara Kawi-Jawa Kuna

  Pertengahan Abad ke 8-15 

  M.

- Aksara Pre-Nagari dan 

  Dewa Nagari Abad ke

  8-13 M.

- Aksara2 Lokal Nusantara 

  di berbagai daerah.

ternyata tidak satupun teridentifikasi tipe dan karakter yg sama dengan Aksara yg digunakan pada Prasasti Lumbung di Jember-Jawa Timur.

    Sebagai alternatif pilihan kita mencari akar Hulu dari silsilah aksara tersebut bermula, yg Induk persebarannya dimulai dari aksara : 

 

          Aramik

                |

                v

          Brahmik

                 |

                 v

          Palawa

                 |

                 v

          Kawi

                 |

                 v

          Lokal.


(Lihat Gambar 3).


𝑨𝒌𝒔𝒂𝒓𝒂 𝑩𝒓𝒂𝒉𝒎𝒊.


    Dari bentuk (tipe) dan jenis (karakter) Aksara yg menyebar secara evolusi ternyata AKSARA BRAHMI lebih identik dg AKSARA PRASASTI LUMBUNG

(Lihat Gambar 4 dst).

    Dari berbagai literatur hasil penelitian para ahli aksara ternyata AKSARA BRAHMI memiliki masa evolusi yg cukup panjang, yaitu sejak periode MAURYA (321-185 SM) hingga KHUSANA (1-3 M) yg berlangsung selama kurang lebih 10 abad.

     Tentang Asal-Usul AKSARA BRAHMI masih menimbulkan berbagai silang pendapat diantara para Cendekiawan Aksara Kuna, khususnya yg ada di India Kuna.

     Christian Larsen (1836) pada awalnya mengidentifikasi coin mata uang yg menggunakan aksara dg dwi-bahasa; Yunani-Brahmi India yg dikeluarkan di masa pemerintahan Raja-Raja Indo-Yunani, yaitu Agathokles dan Pantaleon. Selanjutnya diuraikan secara jelas dan terperinci oleh James Prinsep  dan Alexander Cunningham (1837).*

Berdasarkan publikasi dari Albrecht Weber yg merangkum bbrp pendapat para Cendekiawan Barat, bahwa AKSARA BRAHMI berasal dari AKSARA SEMIT (Fenesia) dan AKSARA ARAM.

Beberapa teori awal bahkan lebih ekstrim, mengatakan bahwa Aksara Brahmi masa pertumbuhannya banyak dipengaruhi oleh Aksara Piktograf-akrofonik menurut model Hieroglif Mesir, yg oleh Alexander Cunningham (1877) istilah Piktograf bahwa Aksara Brahmi diciptakan berdasarkan pada bentuk fisik-tubuh manusia.*

     Georg Bühler (1895) mengidentifikasi sebanyak lima teori tentang asal-usul Aksara Brahmi, sebagian besar beranggapan dibuat berdasarkan model Aksara Semit (Fenesia) yg berasal dari luar India, sebagian yg lain dibuat oleh Pribumi Asli India Kuna.

     Beberapa cendekiawan membuat hipotesa bahwa Aksara ARAM sebagai Induk Aksara Brahmi lebih mengena, disebabkan oleh kedekatan secara geografis antara Wilayah Pengguna Aksara dan Bahasa Aram sbg media komunikasi resmi Kekaisaran Akhemeniyah (saat Persia berkuasa di Wilayah Barat Laut India < 300 SM) lebih dekat dengan India daripada Semit Utara (Fenesia).

     Namun dua pandangan yg berbeda tsb masih menuai perdebatan yg panjang, masing-masing tidak.memiliki bukti kuat yg mendukung hipotesa tsb.

     Fakta pendukung secara Arkeologis manyatakan bahwa sebagian besar temuan awal penggunaan Aksara Brahmi berada di Kawasan India Kuna. 

     Prasasti tertua ditulis menggunakan BAHASA PRAKERTA (termasuk di dalamnya piagam-piagam ASOKA 250 SM dari Dinasti Maurya) yg berasal dari abad ke 3-1 SM.

     Prasasti Ber BAHASA SANSEKERTA yg ditulis menggunakan Aksara Brahmi berasal dari Abad ke 1 M, diketemukan di Ayodhya, Ghosundi, Hathibada.

     Beberapa Prasasti Kuna banyak jg diketemukan di beberapa situs bersejarah di Wilayah India Utara, India Tengah, bbrp di India Selatan yg ditulis dg Bahasa Campuran antara Sangsekerta dan Prakerta yg diperkirakan dikeluarkan antara Abad ke 1-4 M.

Aksara Brahmi banyak dipahatkan pada media pilar/tiang batu, dinding kuil,  lempeng logam, tanah liat, uang koin, dan lembaran naskah.

     Aksara Brahmi yg lebih tua berasal dari Abad ke 6-4 SM menggunakan Bahasa Prakerta diketemukan di Kota Dagang Anuradhapura di SRI LANGKA (Coningham, 1966)*

     Salomon (1998) menyatakan bahwa penemuan prasasti fragmen di Anuradhapura-Sri Lanka merupakan indikator tumbuhnya Aksara Brahmi di Kawasan Asia Selatan sebelum Jaman Maurya (Asoka).

     Rajan dan Yatheeskumar mempublikasikan hasil penggaliannya (ekskavasi) di Porunthal dan Kodumanal di TAMIL NADHU, sebuah kawasan yg banyak ditemukan prasasti ber Aksara-Bahasa; BRAHMI-TAMIL dan BRAHMI-PRAKERTA yg diperkirakan berasal dari Abad

 7-6 SM.*

     Berkat kerja keras JAMES PRINSEP (1838) seorang arkeolog-filolog telah berhasil menerjemahkan prasasti pada sejumlah maklumat pilar batu yg diketemukan di seluruh India, sehingga pembacaan AKSARA BRAHMI berhasil dipecahkan dengan sempurna*


𝑷𝒆𝒓𝒔𝒆𝒃𝒂𝒓𝒂𝒏 𝑨𝒌𝒔𝒂𝒓𝒂 𝑩𝒓𝒂𝒉𝒎𝒊.


    Harry Falk berpendapat bahwa piagam maklumat Raja Asoka dari Dinasti Maurya masih dianggap mewakili penggunaan Aksara Brahmi yg tertua *

     AKSARA BRAHMI di BHATTIPROLU yg berasal dari masa pemerintahan Raja Asoka dari Dinasti Maurya merupakan hasil evolusi dari Aksara Brahmi yg bertumbuh di Wilayah India Selatan.

Bbrp prasasti yg diketemukan di wilayah ini pada relik-relik Buddha dg menggunakan BAHASA PRAKERTA.

     Persebaran Aksara Brahmi di Wilayah TAMIL NADU dan KERALA pd sekitar Abad ke 3 SM  yg mendapat pengaruh Aksara Brahmi dari Kawasan India Selatan.

     Persebaran Aksara Brahmi di SRI LANKA berkembang dari Abad ke 3 hingga 2 SM. Kebanyakan prasastinya ditulis di atas gua dengan sebagaian besar menggunakan Bahasa Prakerta.

Beberapa prasasti diketemukan menggunakan Bahasa Tamil, misalnya pada stampel/segel Annaicoddai.

Penggunaan Aksara Brahmi paling awal di gunakan di Wilayah Sri Lanka, yaitu temuan sebuah fragmen prasasti di kota dagang ANURADHAPURA yg menggunakan Bahasa Prakerta diperkirakan dibuat pada sekitaran Abad ke 6-4 M.

     Menurut Frederick Asher, penemuan prasasti Beraksara Brahmi dg Bahasa Tamil berupa fragmen pecahan tembikar telah ditemukan di Quseir Al-Qadim dan di Berenike di Wilayah MESIR, merupakan indikasi adanya hubungan dagang antara India dg Wilayah Laut Merah.*

     Bukti tambahan lainnya yaitu prasasti ber Aksara Brahmi.dg Bahasa Tamil pada situs purbakala Khor Rori di OMAN.*

    Sedangkan utk Wilayah ASIA TENGGARA, sebuah prasasti Beraksara Brahmi dg Bahasa Tamil, yaitu di Kuan Luk Pat di Wilayah THAILAND dengan kronologis diperkirakan berasal dari Abad permulaan dg era yg sama *


𝑲𝒍𝒂𝒔𝒊𝒇𝒊𝒌𝒂𝒔𝒊 𝒎𝒆𝒏𝒖𝒓𝒖𝒕 𝑷𝒆𝒓𝒊𝒐𝒅𝒊𝒔𝒂𝒔𝒊.


     Periodisasi Aksara Brahmi di kelompokkan (klasifikasi) menurut tahapan historikal dan evolusi karakteristik aksaranya, yaitu secara umum dikelompokkan menjadi tiga tahap, yaitu:


1.AKSARA BRAHMI KUNA,

   di masa Raja Asoka dari

   Dinasty Maurya pada 

   Abad ke 3-1 SM.


2.AKSARA BRAHMI PERTE

   NGAHAN di masa Raja-

   Raja Kushan dari Dinasty

   Kushana pada sekitaran

   Abad ke 1-3 M.


3.AKSARA BRAHMI BARU

   di masa Raja-Raja Gupta

   dari Dinasty Gupta pada 

   sekitaran Abad ke 4-6 M.

   

   

   

    


     


     Dengan demikian setiap perode yg mewakili penggunaan AKSARA BRAHMI, tentunya masing-masing memiliki karakteristik tersendiri, sebagai akibat panjangnya waktu evolusi berjalan (Lihat Tabel Daftar Persebaran Pengguna Aksara Brahmi secara Periodisasi).


https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Aksara_Brahmi



𝙉𝙖𝙨𝙠𝙖𝙝 𝙆𝙤𝙡𝙖𝙗𝙤𝙧𝙖𝙨𝙞 :


Toni Pardian 

         &

Imam Jazuli.


(𝑆𝑢𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑠𝑖ℎ 𝑃𝑒𝑚𝑖𝑘𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑢𝑡𝑟𝑎 𝐷𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ 𝐽𝑒𝑚𝑏𝑒𝑟 - 𝐽𝑎𝑤𝑎 𝑇𝑖𝑚𝑢𝑟 🙏).







𝙇𝙞𝙩𝙚𝙧𝙖𝙨𝙞 :

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama