balumbung.com- JEMBER- Situs Pelindungan Jepang yang terletak di Dusun Igir-igir Desa Cakru, Kecamatan Kencong, Kabupaten Jember, Jawa Timur mendadak ramai. Pasalnya, puluhan mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia melakukan kunjungan lapang ke situs bersejarah itu, Ahad (14/4/2024).
Y. Setiyo Hadi alias Mas Yopi, pembina Yayasan Boemi Poeger Persada yang juga juru pelihara situs tersebut memaparkan jika kunjungan para mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia adalah bagian dari Program Mahasiswa Merdeka Angkatan 4 Inboun Universitas Jember. Agendanya, ke Perpustakaan –Museum Boemi Poeger di Kencong yang dilanjutkan kunjungan lapangan ke Situs Pelindungan Jepang.
Beserta dosen pendamping dari berbagai universitas di Indonesia antara lain Hanny Rasny, dengan menggunakan dua armada Lin Sultan dan satu mobil, mereka berangkat dari Kampus Universitas Jember menuju Perpustakaan – Museum Boemi Poeger yang berlokasi di Dusun Krajan Desa Kencong Kecamatan Kencong sebagai transit, sebelum menuju Situs Pelindungan Jepang di Dusun Igir-igir Desa Cakru kecamatan setempat.
"Ada penyampaian materi refleksi di Perpustakaan – Museum Boemi Poeger, yang menjadi rangkaian kegiatan Refleksi 3 Modul Nusantara program Pertukaran Mahasiswa Merdeka 4 di Universitas Jember yang dilakukan di lapangan sehingga mahasiswa dapat interaktif serta memahami secara langsung permasalahan yang ada dalam masyarakat," ungkap Mas Yopi.
Hanny Rasny di hadapan mahasiswa menyampaikan pendahuluan dilanjutkan materi refleksi oleh Mas Yopi dengan judul “Heritage di Sekitar Kita”.
Awal yang disampaikan Mas Yopi perkenalan diri dan perkenalan tentang Yayasan Boemi Poeger Persada yang mengelola Perpustakaan – Museum Boemi Poeger, serta memperkenalkan pengurus Yayasan Boemi Poeger yang menjadi sebagai Ketuanya adalah Neneng Juniati, Sekretarisnya adalah Eko Prasetio, dan Bendahara adalah Sandi Pratama.
Pemaparan materi dilanjutkan dengan memaparkan pengertian Heritage, Aspek dan Ruang Lingkup Heritage, serta peranan heritage dalam kehidupan manusia, potensi Heritage di Indonesia, serta potensi Heritage di Kabupaten Jember.
Pada bagian akhir ada pembahasan tentang keberadaan bungker dan Pelindungan Jepang yang terdapat di Dusun Igir-igir tersebut.
Setelah penyampaian materi refleksi dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang mendapatkan respon yang dinamis dari para mahasiswa yang mengikuti pemaparan materi refleksi. Acara dilanjutkan dengan ramah tamah dengan pengurus yayasan.
Berikutnya, perjalanan dengan angkutan Lin Sultan, rombongan para mahasiswa dengan dosen pendamping dan pengurus Yayasan berangkat menuju ke Situs Pelindungan Jepang. Sesampai di lokasi Situs Pelindungan Jepang disambut oleh pengurus Pokdarwis Desa Cakru dan perwakilan staf pemerintah Desa Cakru.
" Sambutan disampaikan Ketua Pokdarwis Desa Cakru, Bahrudin Amatiyohadi yang biasanya dipanggil Mas Amat. Selesai sambutan dari Ketua Pokdarwis, rombongan disajikan makan siang ala masakan ndeso, sedangkan bagi yang muslim menjalankan sholat dhuhur di musala di lokasi Situs Pelindungan yang dilanjutkan makan siang. Seru pokoknya," jelas Mas Yopi.
Berikutnya dilakukan ramah tamah dengan warga sekitar Situs Pelindungan Jepang bersama pengurus Pokdarwis Desa Cakru dan staf pemerintah Desa Cakru yang mewakili Kepala Desa Cakru yang pada kesempatan yang bersamaan ada acara.
Rombongan mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia melakukan peninjauan ke titik-titik lokasi di Situs Pelindungan Jepang Cakru yang dipandu oleh anggota Pokdarwis Desa Cakru, Wagianto, dan staf Pemerintah Desa Cakru, Sawab.
Dijelaskan Mas Yopi, pada Situs Pelindungan Jepang Dusun Igir-igir Desa Cakru terdapat enam bangunan berupa pilbox dan satu struktur luweng. Setiap bangunan memiliki fungsi masing-masing sebagai bagian Sistem Pertahanan Militer dari era Pendudukan Jepang di Indonesia yang berada di pantai selatan Kabupaten Jember.
"Masing-masing fungsi tersebut: sebagai gudang akomodasi yang diisi bahan baku makanan seperti padi, jagung, dan sebagainya; sebagai Pusat Komando (Comando Centre), pertahanan yang dilengkapi persenjataan yang mengarah ke pantai selatan, struktur luweng merupakan bagian dari barak untuk masak bagi ransum, serta tempat penyimpanan persenjataan dan amunisinya, dan tahanan," ujarnya.
“Kami sangat apresiasi sekali atas kunjungan dari Universitas Negeri Jember dengan kedatangan studi tour membawa para mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia dalam rangkaian program Pertukaran Mahasiswa Merdeka 4 di Universitas Jember”, ujar Bahrudin Amatiyohadi sebagai Ketua Pokdarwis Desa Cakru.
Hal terkait pengunjung, terutama dalam menggali sumber informasi tentang situs Pelindungan Jepang, selanjutnya dikelola sebagai Destinasi Wisata Desa Cakru, tim Pokdarwis Desa Cakru berupaya terus menerus memberikan yang terbaik pada pengunjung.
Ditambahkan Bahrudin, bahwa kunjungan-kunjungan tersebut menjadi catatan bahwa peninggalan Situs Pelindungan Jepang perlu adanya pengelolaan yang memadai baik, prasarana maupun segala sasuatu hal yang terkait keberadaan dari Situs Pelindungan Jepang sebagai destinasi Wisata.(IK)
إرسال تعليق